Now Loading

Bab 7

Perairan Arctic, 64° 50′ 8″ N, 19° 12′ 24″ W
Kapal Hantaa 01

"
Benarkah Asuka? Ada gejala keinginan bunuh diri maksudmu?”Dokter Akiko menyimak penjelasan Asuka.

Asuka mengangguk. Bibirnya memucat dan bergetar saat bercerita. Dokter Akiko mengira Asuka masih shock.

Kapten Shinji tidak ingin menimbulkan kepanikan kepada seluruh awak kapal dengan mengumumkan bahwa kematian si penyelam adalah karena infeksi dari luka gigitan ikan hiu. Masalah mereka sudah terlalu banyak. Panik bukan sebuah pilihan yang mesti disediakan saat ini.

Upacara pelepasan kematian pelaut diadakan lagi. Hantaa 01 kembali berduka. Bisik-bisik antar awak kapal lalu terjadi dengan sendirinya setelah penyelam yang sempat diperiksa Dokter Akiko menceritakan kejadian di klinik. Bagaimana dia diperiksa oleh dokter dengan memakai hazmat. Itu artinya menghindari kontaminasi. Dia dinyatakan baik-baik saja. Tapi dia rasa semua sedang tidak baik-baik saja.

Di ruangan klinik, Asuka membuka hazmatnya. Tubuhnya kepanasan. Klinik ini berpendingin udara. Seharusnya tidak sepanas ini. Ugh, tapi panas ini bukan karena suhu udara. Panas ini berasal dan menguar dari dalam tubuhnya. Rasanya ada api yang sedang menyala hebat di setiap sel darah yang mengalir dalam tubuh. Asuka benar-benar kegerahan.

Satu hal yang paling menyiksa adalah ketika Asuka merasakan lehernya tercekik seolah ada duri-duri tajam menancap di batang tenggorokannya.  Asuka memegangi lehernya karena rasa sakit itu menusuk-nusuk begitu dahsyat.

Aku harus menyingkirkan leher ini! Sekarang!

Terdengar langkah kaki berlarian menuruni tangga. Dokter Akiko diikuti oleh Kapten Shinji dan Yoshido sampai di depan ruang isolasi hanya untuk menyaksikan Asuka tergelimpang dengan leher membiru. Tercekik oleh tali yang tergantung di tiang melintang besi yang sengaja diikat kuat-kuat pada lehernya.

Dokter Akiko menjerit histeris. Memegangi tubuh Asuka yang tergantung lemas. Yoshido mengambil kursi dan meraih pisau di pinggangnya. Tali itu terpotong dan Asuka berhasil diturunkan. Dokter Akiko memeriksa denyut nadi Asuka. Asuka juga sudah pergi.

Mereka tadi buru-buru turun ke klinik setelah berunding bertiga di kabin Kapten Shinji bagaimana cara mengelola situasi yang mengkhawatirkan ini. Namun mendadak Dokter Akiko teringat pada kegelisahan Asuka saat bertanya jawab dengannya. Dia juga sempat melihat masker robek Asuka di bagian pipi dan berusaha disembunyikannya.

Benar saja. Dokter Akiko membalik wajah biru Asuka yang berada dalam posisi miring. Terdapat luka goresan di pipinya. Hanya kecil saja. Seperti bekas garukan. Tapi Dokter Akiko sekarang berani memastikan.

"Kapten, ini positif penularan virus. Masuknya melalui darah. Hati-hati jangan sampai awak kapal terluka!”Dokter Akiko menjelaskan sambil terengah-engah.

"Sudah bisa dipastikan virus ini tidak airborne . Artinya tidak menular lewat udara. Hanya saja masa inkubasi virus ini sangat cepat. Hanya dalam hitungan jam saja. Pisahkan orang-orang mulai sekarang. Inventarisasi siapa saja yang mempunyai luka terbuka. Isolasi mereka di kamarnya!”Tatapan meyakinkan Dokter Akiko membuat Kapten Shinji tidak ragu-ragu lagi mengambil keputusan. Dia memberi isyarat kepada Yoshido untuk mengeksekusi. Yoshido membungkukkan tubuh dan bergegas pergi.

"Dokter, menurutmu darimana asal muasal virus ini?”Kapten Shinji bertanya sambil menyorongkan dagu ke arah Obejct X.

"Sepertinya iya. Tapi itu memerlukan penelitian yang akurat Kapten. Kapan kira-kira kita bisa dievakuasi dari sini?”

"Hantaa 05 sedang berlayar menuju kesini. Dalam tempo beberapa jam lagi kita akan berjumpa dengan mereka.”

Dokter Akiko mengangguk lega.

Kelegaan yang tidak berlangsung lama. Karena saat itu juga alarm tanda bahaya berbunyi kencang dibarengi dengan kapal yang mulai berguncang. Kapten Shinji memucat raut mukanya. Astaga! Badai!

Anomali cuaca lautan Arctic kembali berbicara. Cuaca yang tadinya nampak begitu cerah secepat itu pula berubah. Hantaa 01 seperti perahu kertas yang hanyut memasuki jeram. Terombang-ambing tak berdaya. Seandainya mesin kapal masih berfungsi, badai seperti ini akan dengan mudah dilalui oleh Hantaa 01. Kapten Shinji sungguh-sungguh cemas sekarang. Satu-satunya jalan sekarang hanya berharap pada keberuntungan dan banyak-banyak berdoa.

Kapal pemburu Paus itu terus dipermainkan gelombang laut. Pada satu kesempatan nyaris saja terguling jika saja tidak ada gelombang balik dari arah yang berlawanan.

Seluruh awak kapal berpegangan pada apa saja yang ada di dekat mereka. Mencoba sekuatnya bertahan hidup dan tidak terlempar keluar kapal. Tidak ada perintah evakuasi laut dari Kapten Shinji. Tidak ada satupun yang berniat melanggar perintah agar tetap di kapal.

Badai itu berlangsung tidak lama. Tidak lebih dari 1 jam. Namun Hantaa 01 terlihat porak-poranda. Barang-barang bergelimpangan di mana-mana. Manusia-manusia bergeletakan di mana-mana. Hampir semua mengalami luka-luka. Beberapa cukup parah. Sebagian besarnya luka ringan seperti lecet dan memar.

Saat badai sudah benar-benar berhenti dan permukaan laut menjadi setenang kaca, Kapten Shinji Akira mengumpulkan semua orang di geladak. Kecuali yang terluka parah. Mereka dievakuasi ke klinik dan telah mendapatkan penanganan seperlunya oleh Dokter Akiko yang sekarang dibantu oleh salah seorang awak yang punya pengalaman medis.

Jenazah Asuka sengaja dimasukkan ke ruang pendingin oleh Kapten Shinji Akira dan Yoshido untuk menghindari kegaduhan. Dokter Akiko hanya bilang bahwa Asuka sakit dan perlu beristirahat di kamarnya.

Kapten Shinji memandangi satu persatu awak kapal yang basah kuyup, ketakutan dan nampak begitu lelah. Yoshido membuka suara.

"Ada situasi emergency di kapal ini. Oleh karena itu Kapten mengeluarkan kebijakan untuk memisahkan semua orang sebagai langkah preventif. Demi keselamatan bersama, saya harap tidak ada pertanyaan. Lakukan saja. Hantaa 05 beberapa jam lagi akan sampai di sini mengevakuasi kita semua.”

Terdengar dengung suara tertahan dari para awak kapal. Kapten Shinji mengangkat tangannya.

"Jangan khawatir! Keselamatan kalian adalah yang paling utama. Kerjakan apa yang diperintahkan. Kecuali yang benar-benar tidak terluka, semua kembali ke kamar masing-masing. DILARANG berkeliaran! Makanan dan minuman akan diantar ke kamar kalian. Wakarimashita ka?”

Semua orang mengangguk patuh. Para awak kapal yang terluka langsung pergi ke kamarnya. Sementara yang tidak, tetap tinggal di geladak menunggu pembagian tugas yang akan dijelaskan oleh Yoshido lebih lanjut.

Hanya 10 orang yang tidak terluka sama sekali termasuk Kapten Shinji, Yoshido, dan Dokter Akiko beserta staf barunya.

Dokter Akiko turun ke ruangan klinik yang berada di sebelah ruang isolasi. Pekerjaannya sangat berat. Dia harus merawat 12 orang yang terluka cukup parah. Ruangan klinik tidak mencukupi sehingga sebagian orang terpaksa dibaringkan di ruang perpustakaan yang bersebelahan dengan klinik.

Begitu sampai di klinik, Dokter Akiko harus menemui situasi yang luar biasa mengerikan. 6 orang yang terluka parah semuanya mengalami kejang-kejang dan berusaha mencekik lehernya masing-masing sekuatnya!

Dokter Akiko menjadi panik. Bukankah sumber virus Object X ada di ruang isolasi yang tertutup rapat? Darimana mereka semua bisa tertular?

Airborne! Kilatan petir mendadak menyambar pikiran Dokter Akiko.

Jadi virus itu bisa menular melalui udara! Tapi kenapa dia tidak tertular? Kesimpulan Dokter Akiko semakin mengerucut.

Virus mematikan ini menular melalui udara tapi masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka. Virus ini menginfeksi manusia lewat aliran darah!

Dokter Akiko termangu. Ini kiamat kecil di Hantaa 01. Kami-sama…..

*******